Akankah Istri SBY Jadi Capres 2019?,,
Gambar Ani Yudhoyono sebagai calon presiden dari Partai Demokrat 2019 tersebar luas di media sosial. Namun seperti biasa, Partai Demokrat menolak mengakui bahwa penyebaran foto dilakukan kader partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Ini seperti praktik yang biasa dilakukan pada masa SBY yakni lempar batu sembunyi tangan dalam skenario politik pencitraan.
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul membantah bahwa partainya secara resmi telah memutuskan Ani Yudhoyono sebagai capres pada Pilpres 2019. "Saya tegas katakan, itu bukan dari Partai Demokrat," kata Ruhut. Pihaknya justru menyatakan akan menyelidiki siapa penyebar gambar istri SBY yang diplot menjadi capres Partai Demokrat 2019.
Seperti biasa, Ruhut berupaya mencari simpati publik dengan menegaskan Partai Demokrat tidak bisa menghalangi kader maupun simpatisan yang menginginkan Ani Yudhoyono maju dalam Pilpres mendatang. Pihaknya mengklaim dukungan untuk Ani terlihat saat Partai Demokrat menggelar Tour de Java. "Ibu Ani mendapat dukungan dari rakyat, masa simpati dukungan kita larang," kata Ruhut.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf yang merupakan loyalis Ani Yudhoyono di Partai Demokrat menglaim antusiasme masyarakat mendukung Ani sangat besar. Masyarakat dinilai merindukan sosok SBY dan sejauh ini SBY memang mengaku tidak mau lagi mencalonkan diri. "Kalau Pak SBY tidak mau, berarti dukungan ke Ibu Ani," kata Nurhayati.
Nurhayati menyatakan kemampuan Ani lebih baik dibandingkan kandidat Partai Demokrat dalam Pilpres di AS yakni Hillary Clinton yang istri Presiden ke-42 Amerika Serikat Bill Clinton. “Ibu Ani memiliki pengalaman mendampingi ke mana pun SBY pergi. Ia juga aktif di Demokrat sebagai Wakil Ketua Umum. Dulu pada 2014 sempat ingin Bu Ani, tapi tidak jadi maju," ujarnya.
Menurutnya SBY juga bisa maju kembali menjadi calon presiden pada Pilpres 2019 dan hal ini dibolehkan oleh undang-undang karena SBY tidak menduduki jabatan presiden tiga kali berturut-turut. "Kalau sudah jeda harusnya boleh dong, Tapi Pak SBY selalu berkata tidak dan akan mencari kader baru," ujar Nurhayati.
SBY dan istrinya memang sangat haus kekuasaan, meskipun selama sepuluh tahun kepemimpinan SBY tanpa legacy yang jelas sekalipun. Ini tak membuat Partai Demokrat melakukan instropeksi. SBY dan istrinya merasa bahwa masyarakat Indonesia masih menghendaki kepemimpinannya dibandingkan kepemimpinan nasional saat ini. Selain istrinya, SBY juga memiliki stok atau persediaan yakni anak laki-lakinya yang bisa dipoles untuk menjadi calon presiden atau pemimpin nasional.
Meskipun SBY pernah menyatakan tidak akan membentuk politik dinasti, namun SBY adalah pemain sandiwara politik yang mumpuni. Sejak awal ia begitu piawai memainkan politik pencitraan dengan memainkan peran sebagai pihak yang terzolimi. Hal-hal seperti ini bisa saja didaur ulang dalam pilpres masa depan karena pada dasarnya SBY dan keluarganya ingin kembali menduduki jabatan tertinggi di republik ini.
Politik memang bukan hitungan matematika di atas kertas, segala sesuatu bisa saja terjadi. SBY adalah pemain peran drama politik yang handal, ia tahu benar tipikal orang-orang Indonesia yang amnesia terhadap sejarah. Meskipun sewaktu menjadi presiden bisa dikatakan miskin prestasi, tetapi bukan jaminan bahwa istri atau anak SBY tidak akan melaju sebagai capres pada pilpres 2019.
0 komentar:
Posting Komentar